MEMILIH CALON PENDAMPING


Kepada Allah kita bersyukur karna telah memberi kita kenikmatan yang tiada tara, yaitu di berikannya kita nafsu, jikalau nafsu ini bisa kita mengendalikanya, maka kebahagian didunia dan di akhirat akan kita dapati. Setiap manusia pasti mempunyai hawa nafsu, salah satunya ialah Nafsu kepengen memiliki pasangan dalam kehidupan ini.hasratkepengen memiliki adalah nafsu yang wajar di miliki seluruh manusia, sudah sepantasnya sebagai manusia normal untuk selalu kepengin melaksanakan pernikahan dan memperoleh keturunan. Allah SWT telah berjanji di dalam kalamnya bahwa dia menciptakan manusia ini dengan berpasang-pasangan sebagai mana…..

Firman Allah SWT (Surah An Najm Ayat 45-46)

وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالأنْثَى

مِنْ نُطْفَةٍ إِذَا تُمْنَى
45. Dan sesungguhnya, Dialah Yang menciptakan pasangan (lelaki & perempuan) 46. Dari air mani ketika dipancarkan (kedalam rahim)

dalam ayat ini dapat kita difahami bahwa setiap manusia ada jodohnya masing masing. jadi janganlah risau wahai saudaraku jika kita itu tidak akan mendapat jodah di dunia, maka allah akan menggantinya kelak di akhirat.
Didalam mencari pendamping rasullullah telah bersabda :

“Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, baginda bersabda, “Perempuan itu dinilai kerana empat perkara Yaitu kerana hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya, lalu pilihlah perempuan yang beragama nescaya kamu bahagia (Muttafaqun ‘Alaihi).

Dari hadis diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa mencari calon pendamping itu harus di perhatikan dahulu siapakah yang akan kita jadikan seorang pendamping di dalam rumah tangga,dan kita lihat bagaimana pendamping/pasangan kita itu menjalankan kehidupannya sehari-hari, di dalam menjalankan aktivitasnya. kita harus memperhatikan pergaulannya, tutur katanya, pendidikannya kehormatannya, dan keturunannya.
maka dari itu coba kita perpikir sejenak apakah kreteria yang menjadi pendamping/pasangan kita sesuai dengan yang di anjurkan oleh agama????
mari kita selidiki bersama sebelum kita melangkah lebih jauh……

1. HARTA
Jika seorang itu mencari pendaping karna hanya melihat dari segi hartanya niscaya allah akan menghilangkan hartanya karana harta itu bisa lenyap kapan saja Allah kehendaki tampa kita ketahui.dan rasullulah bersabda yang artinya:
**barang siapa yang menikahi perempuan karna hartanya niscaya allah akan melenyakan harta dan kecantikannya dan barang siapa yang menikahi karna agamanya niscaya allah akan memberi karunia dengan harta dan kecantikannya.(alhadis)
maka dari itu pandanglah seorang pendamping itu jikalau banyak hartanya, maka yang mau berkorban demi agama allah SWT untuk menegakkan kalimah haq لا إلـه إلا الله وأن محمد رسول الله .

2. KETURUNAN/NSAB
Jika seseorang itu mencari pendaping karna keturunanya maka ia akan bertambah hina dan di hinakan Allah, karana kebangsawan dari seorang pendamping tidak akan berpindah kepada orang lain.
sebagaimana sabda rasullullah :

**barang siapa menikahi seorang karna kebangsawanannya , niscaya allah tidak akan menambah kecuali kehinaan.(alhadis)

oleh karna itu maka carilah keturunan yang bisa membuat kamu hidup dalam keharmonisan dalam lingkaran agama, dan yang dapat menyenangi kamu sesuai tuntunan agama, dan yang dapat memberi keturunan yang baik-baik.

3. KECANTIKAN
Jika seorang itu mencari pendamping karna kecantikannya maka hal ini agak sedikit lebih baik dari pada yang yang mencintai harta dan kebangsawanannya, karna cinta kepada harta dan kebangsawanan akan cepat lenyap, sedangkan kecantikan akan sedikit bertahan sampai tua, jika dia tiada sombong dan angkuh,tapi rasul juga bersabda tentang bahayanya mencintai karna kecantikan :

**janganlah kamu menikahi perempuan itu karna kecantikannya, mungkin kecantikannya itu akan membawa kerusakan bagi mereka sendiri, dan janganlah kamu menikahi mereka karna mengharap harta mereka, mungkin karna hartanya itu akan menyebabkan mereka sombong,tapi nikahilah mereka karna dasar agama, karna bahwasanya hamba sahaya yang hitam lebih baik , asal ia beragama(HR=baihaqi)
sudah lumrah sebagai manusia yang mempunyai nafsu kecantikan selalu terbawa dalam setiap mencari pendamping, maka cari lah pendampingmu yang mau mensyukuri akan nikmat yang telah Allah berikan kepadamu, karna jikalau dia tiada mensyukuri rusaklah agamanya dan musnahlah segalanya, dengan kecantikan maka akan membuahkan anak yang banyak yang menghasilkan generasi penerus agama islam, dan menjadi kader2 pendakwah yang handal menyebar luaskan agama islam kepenjuru alam..

4. AGAMA
jika seorang itu mencari pendaping karna agama dan budi perkerti inilah yang paling sempurna dan baik,dan inilah yang patut untuk di jadikan panutan atau pedoman hidup dalam mengarungi pernikahan,dan dalam pergaulan.serta dapat menjadi dasar kerukunan dan kebahagian di dalam berumah tangga.
dalam alqur’an dan alhadist kita banyak menjumpai anjuran untuk memilih agama yang paling utama, jadi sudah sepatutnyalah kita untuk menerapkan dan melaksanakan perintah agama yang telah h di gariskan dalam syariat islam.karna tiada yang lebih baik hukum (undang-undang) selain dari pada syari’at islam.
carilah pendampingmu yang hartanya banyak tapi rela mengorbankan kepada AGAMA ISLAM, carilah pendampingmu yang keturunannya yang selalu menuntut ilmu AGAMA ISLAM, supaya bisa menghasilkan keturnan yang pinter dalam suasana islami, dan carilah pendampingmu yang cantik supaya bisa menghasilkan banyak keturunan yang didik untuk menegakkan AGAMA ISLAM, karna hanya AGAMA ISLAM yang bisa membawa kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.
Semoga apa yang telah saya tulis ini bermanfa’at untuk pribadi saya dan pembaca sekalian,Allah yang maha kuasa yang memberi taufiq dan hidayahnya kepada kita semua dan kita selalu meminta kepada Allah untuk memberi kefahaman akan agamanya.

Dengan kerendahan hati dan sikap untuk selalu menedepankan ke imanan kita akan kewajiban untuk patuh akan hukum-hukum allah yang disampaikan oleh baginda rasullulah untuk diterapkan dan di laksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari supaya kita senang hidup didunia dan bahagia hidup di akhirat.amiin.

wallahu’alam

3 Komentar

Filed under arsip

Memilih teman dengan benar


Dalam pergaulan sehari-hari seyogyanya seorang hamba Allah itu harus mengikuti petunjuk petunjuk ini. Janganlah seseorang itu bergaul dengan orang-orang yang tak pantas di jadikan teman atau saudara.

Rasullullah SAW bersabda

المرء على الدين خليله فلينظر احدكم من يخالل

Artinya :

Seseorang itu akan terpengaruh oleh agama temannya, maka hendaknya seseorang dari kalian melihat kepada siapa dia berteman.

Dengan adanya petunjuk nabi ini maka hendaklah seseorang itu melihat dari lima hal ini. Supaya ketika berteman dalam mencari ilmu, urusan agama atau urusan dunia insya Allah akan mendapat kemudahan dan kebahagiaan.

  1. Bertemanlah dengan orang yang cerdas dan berilmu .

Jikalau seseorang berteman kepada yang bodoh maka ujungnya putus asa dan permusuhan. Sebenarnya dia ingin memberi manfaat tapi karna kebodohannya malah memberi kemudharatan. Renungkanlah!

2. Berteman dengan orang yang berakhlaq baik jangan ber akhlaq buruk.

Janganlah hamba allah itu berteman dengan orang yang berpribadi buruk karna orang yang berpribadi buruk tidak bisa menguasai dirinya ketika dia marah atau ketika naik nafsu birahinya. Maka Renungkanlah!

3. Bertemanlah dengan orang yang shaleh jangan dengan orang fasiq.

Hamba allah yang mengharapkan ridhanya janganlah seseorang itu berteman dengan orang yang fasiq, karna orang-orang seperti ini dia tiada takut kepada allah dalam melakukan kesalahan,dan orang yang tiada takut kepada allah maka tidak bisa diremehkan bahaya kejahatan yang di timbulkannya dan tidak bisa di percaya kelakuannya. Firman allah Swt

ولا تطع من اغفلنا قلبه عن ذكرن واتبع هواه وكان امره فرط

Artinya:

Dan jangan kau ikuti orang-orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat kami, serta menuruti keinginannya dan perilakunya sudah melewati batas. (Alkhf;: 28).

Jadi hindari bergaul dengan ahli maksiat dan orang-orang fasiq karna bergaul denga mereka dapat membuat seseorang itu melihat kefasiqan dan lama-lama pengen mencoba membuat kemaksiatan. Renugkanlah!

4. Bertemanlah dengan orang yang   zuhud jangan dengan orang-orang tamak dunia.

Jangan bersahabat ddngan orang yang tamak dengan dunia karana berteman dengan meteka adalah racun hati, yang sangat mematikan. Secara pasti pergaulanmu dengan orang yang tamak dunia akan menambah sifat tamakmu ,begitu pula sebaliknya pergaulanmu dengan orang-orang yang zuhud pasti akan menambahkan sifat zuhudmu. Karna sifat manusia itu suka meniru dan mengikuti. Renungkanlah!

5. Berteman kepada orang yang jujur.

Janganlah seorang hamba Allah itu berteman kepada seorang pembohong, karna seorang pembohong atau pendusta dia  seakan-akan mendekatkan yang jauh menjauhkan yang dekat(fatamorgana) namun itu hanya tipuan belaka.renungkanlah.

Semoga allah memberi hidayah kepada hamba-hambanya yang senantiasa menuntut ilmu supaya mengamalkannya. Amiin.

 

Tinggalkan komentar

Filed under arsip

Syarat-syarat untuk menjadi seorang Mujtahid


Mujtahid menurut bahasa ialah asal dari kata jahada جهد , yang bermakna sungguh-sungguh, sedangkang mujtahid مجتهد dari isim fa’il yang bermakna orang yang bersungguh-sungguh.

ijtihad اجتهدpada asalnya adalah mengerahkan seluruh kemampuan  dalam menuntut atau mengistimbatkan hukum untuk  satu tujuan,,

oleh karna itu Mujtahid  bisa kita bagikan menjadi 3 katagori  =

1. Mujtahid mutlak adalah mengistinbat [memutuskan] hukum dari kitab dan sunnah imam mazhab yang empat hanafi, maliki, syafi’I dan hambali.

2. Mujtahid mazhab adalah mengistinbat hukum dari qa’edah imam mazhabnya seperti   imam muzanni.

3. Mujtahid fatwa/tarjeh adalah orang yang menarjehkan [ memilah pendapat kuat dan dha,if ] dalam pendapat-pendapat yang udah di fatwakan para ulama,mereka itu ialah imam Rafi’i dan imam nawawi.

Jika seseorang ingin menjdi salah satu dari pada bagian mujtahid tersebut maka dia harus mempunyai daya fikir yang baik, cerdas dan ingatan yang kuat , karna jika seseorang itu tiada pandai maka akan rusak lah sendi-sendi agama ini. Kenapa seseorang itu harus pandai karana seseorang itu jikalau ingin menjadi seorang mujtahid dia harus bias melewati 6 syarat ini

1. Harus mampu menguasai bahasa arab sedalam-dalamnya seperti ilmu nahwu, syaraf, bayan, balaghah,’urudh,dan qawafi. Karana setiap mujtahid itu dasar hukumnya mengambil langsung dari Alqur’an yang berbahasa arab untuk bias mengetahui apa yang terkandung di dalam kalamullah tsb. Dan mustahil bagi seseorang  bisa menguasai ilmu tersebut jika tiada cerdas otaknya.

Sebagai contoh

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ

Jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat kepada mereka (alfatihah:7) tetapi jika  an’amta أَنْعَمْتَdi baca jadi an’amtu أَنْعَمْتُ , maka berubah makna jalan orang-orang yang aku beri nikmat kepada mereka, maka rusaklah kemurnian alqur’an tersebut.

2. Harus mampu memilah-memilahkan  ayat alquran dan mahir dalam menentukan yang mana diantara ayat-ayat tersebut yang umum sifatnya,yang khusus,yang mujmal, yang mubayyan,yang mutlak,yang muqayyat,yang zahir, yang nash, yang mansukh, yang nasikh,yang muhakkam, yang mutasyabihah dan yang lain-lainnya.kalau dia tiada cerdas dan pintar.

3. Harus mampu ketika berijtihat terbayang tentang isi kandungan 30juz dari alquran, yang mana di dalam alquran tersebut ada perintah larangan, berita, dan hukum. Karna jika dia tiada tau bahwa itu adalah mengandung cerita tapi di buatnya menjadi sebuah hukum hancurlah seluruh prilaku sendi-sendi kehidupan manusia.

4. Harus mengetahui asbabul nuzul ayat, karna setiap ayat turun itu mempunyai kejadian yang terjadi di masa rasul, bukan di turunkan sekaligus 30 juz, karna turunnya ayat untuk menjawab situasi yang terjadi di sekeliling rasul,maka jika seseorang  tiada mengetahui asbabul nujul tersebut mustahil dia bisa berfatwa dengan benar, seumpamanya

لَيْسَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جُنَاحٌ فِيمَا طَعِمُوا إِذَا مَا اتَّقَوْا وَآمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ ثُمَّ اتَّقَوْا وَآمَنُوا ثُمَّ اتَّقَوْا وَأَحْسَنُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

  Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh Karena memakan makanan yang Telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, Kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, Kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.(almaidah:93)

Jika mereka tiada mengetahu asbabul nujul ayat ini mereka akan berpendapat bahwa arak itu halal, padahal ayat ini tiada kesana pengertiannya

Ketika umat islam belum di larang meminum-minum arak banyak lah mereka itu meminum arak, maka turun lah surat albaqarah ayat 219 yang menuruh unth tiada meminum arak lagi, lalu umat islam yang telah banyak minum arakbertanya kepada rasul, bagaimana dengan kami yang telah banyak meminum arak, maka turunlah surat almaidah ayat 93 ini

5. Harus menguasai kitabussittah sekurang-kurangnya.yaitu shahih bukhari,muslim,turmizhi, sunan nasai, sunan abi daun, dan sunan ibnu majjah, selain itu juga masih banyak lagi hadis-hadis yang lain seperti musnad ibnu hambal, daraqudni,ibnu hibban. Thabrani dllnya.

6. Harus bisa mengetahui pangkat setiap hadis-hadis yang terdapat di berbagai kitab-kitab hadis yang ada , mana hadis yang palsu yang di buat oleh musuh islam, atau mana yang shahih, yang dhaif, dllnya.

7. Harus mengetahui mana saja hukum yang telah sepakat para ulama. Karna jika telah sepakat para ulama dalam satu masa maka telah meluaslah paham-paham mereka dan telah banyak di terbitkan kitab-kitab mereka jika berlainan maka bisa terjadi kekacauan.

Semoga dengan ringkasan dari berbagai kitab yang saya ambil, dapat bermamfaat untuk saya dan untuk seluruh kaum muslimin, supaya jangan terlalu ceroboh dalam memfatwakan sebuah hukum jika belum mempunyai syarat-syarat di atas, karna belum layak seseorang itu membuat sebuah hukum jika dia masih bodoh dan belum menguasai syarat-syarat tersebut, oleh karna itu marilah kita mengikut para ulama terdahulu untuk memfatwakan hukum jika kita tak sanggup melewati persyaratan di atas, hanya kepada allah saya mengharap redhanya dan di masukannya kedalam syurga jannatulfirdaus. Aaaamiiiiiiiiiiiiin.. ya rabbal ‘alamiiin.

 

1 Komentar

Filed under arsip

Sejarah Ringkas Abuya K.H Sirajuddin Abbas


Abuya K.H. Sirajuddin ‘Abbas , lahir di kampung (desa) Bengkawas, Kabupaten Agam Bukit Tinggi, Sumatera Barat, pada bulan Mei 1905 Masihi dari keturunan Syeikh ‘Abbas bin ‘Abdi Wahab bin ‘Abdul Hakim Ladanglawas (ayah), dan Ramalat binti Jai Bengkawas (ibu), kecamatan Banuhampu Sungai Puar Kabupaten Agam, Bukit
Tinggi Sumatera Barat.

… Pendidikan:

Di samping belajar membaca dan menulis huruf Al-Qur’an dengan ibu sendiri, dan dilanjutkan dengan mempelajari kitab-kitab agama berbahasa ‘Arab dengan ayah beliau Syeikh ‘Abbas _, juga pernah belajar di pesantren-pesantren Syeikh H. Husein Pekan Senayan Kabupaten Agam, Tuanku Imran Limbukan Payakumbuh Limapuluh Kota, Syeikh Mhd. Zein dan Syeikh H. Qasim Simabur Batusangkar Tanah Datar, dan Syeikh H. ‘Abd. Malik Ladanglawas Kabupaten Agam Sumatera Barat.
Tahun 1927 s/d 1933 bermukim di Makkah Al-Mukarramah dan melanjutkan pelajaran dengan guru-guru:

1. Syeikh Said Yamani (Mufti Syafi’i ketika itu) mempelajari ilmu fikih dalam Mazhab Syafi’i dari kitab Mahalli.
2. Syeikh Husen Al-Hanafi (Mufti Hanafi ketika itu) mempelajari ilmu hadits dari kitab Sohih Bukhari.
3. Syeikh ‘Ali Al-Maliki (Mufti Maliki ketika itu) mempelajari kitab ushul fikih dari kitab Al-Furuq.
4. Syeikh ‘Umar Hamdan (seorang ulama’ Maliki) mempelajari kitab Al-Muwatho’ karangan Imam Malik .

Di samping itu memperdalam ilmu bahasa Inggeris dengan seorang guru berasal dari Tapanuli Sumatera Utara, iaitu ‘Ali Basya. Sekembali dari Makkah tahun 1933M mengambil dan menerima
bermacam-macam ilmu pengetahuan agama dari guru besar Maulana Syeikh Sulaiman Ar-Rasuli Candung Bukit Tinggi, Sumatera Barat, dan menerima ijazah dari beliau.

Pekerjaan dan Jabatan:

*1923-1927 Mengajar di berbagai Madrasah di daerah Kabupaten Agam dan Kota Bukit Tinggi Sumatera Barat.
* 1927-1933 Bermukim di Makkah Al-Mukarramah (selama 7 kali haji).
* 1930-1933 Menjabat Sekretaris pada Konsulat Nederland di Makkah.
* 1933-1937 Wartawan beberapa majalah dan harian yang terbit di Medan dan Padang, di samping menulis buku-buku pelajaran agama berbahasa ‘Arab, dan menerbitkan /memimpin sendiri majalah Tiga Bahasa (Arab-Inggeris- ndonesia).
* 1936-1965 Memimpin organisasi – Persatuan Tarbiyah Islamiyah yang berazaskan faham Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam i’itiqad, dan Mazhab Syafi’i dalam syariat dan ibadat.
* 1940-1965 Menjabat anggota berbagai Dewan Perwakilan Rakyat, seperti: Minangkabau Raad (1940), Syu Sangi Kai (1944), Komite Nasional Indonesia Pusat ( KNIP) (1945), DPR-RIS, DPR-Sementara, DPR hasil Pemilihan Umum (1955), dan DPR-GR s/d 1965.

* 1954-1955 Menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Kesejahteraan dalam Kabinet Ali-Arifin. Selain itu Abuya K.H. Sirajuddin ‘Abbas _ adalah juga pendiri organisasi politik “Liga Muslimin Indonesia” bersama-sama K.H Wahid Hasyim _ (wakil dari N.U.), Abikusno Cokrosuyono (wakil dari PSII), dan Abuya K.H Sirajuddin ‘Abbas _ (wakil dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah).

Perlawatan dan Peninjauan Ke Negeri-Negeri Islam, dan Negara Lainnya:

a. Asia Timur Tengah:

– Makkah (Saudi ‘Arabia), tujuh kali haji mukim, iaitu tahun 1927 s/d 1933, kemudian tahun 1954, 1958, 1959, 1961, dan 1963.
– Yerusalem (Palestin) tahun 1953.
– Oman (Yordania), tahun 1953.
– Beirut (Libanon), tahun 1953, 1956, 1958.
– Damaskus (Syiria), tahun 1956, 1958.
– Baghdad (Iraq), tahun 1956, 1959.
– Adan (Yaman Selatan) tahun 1963.

b. Asia Tenggara:

– Karasyi (Pakistan) tahun 1956, 1958, 1964.
– New Delhi (India) tahun 1961.
– Cylon (Srilangka) tahun 1961.
– Bangkok (Thailand) tahun 1953, 1956, 1961, 1964.
– Hong Kong, tahun 1952, 1956, 1961.
– Singapore, tahun 1943, 1952, 1953, 1958, 1961, 1963.

c. Afrika:

– Cairo (RPA), tahun 1953, 1947, 1959, 1961, 1963, 1964, Pada setiap kesempatan, alhamdulillah dapat datang menziarahi maqam Imam Syafi’i
– Tanganyika , tahun 1963.
– Nairobi (Kenya), tahun 1963.
– Al-Jazair, tahun 1964, 1965.
– Rabbath (Marocco) tahun 1964.

d. Eropa Barat:

– Roma (Itali) tahun 1956.
– Paris (Perancis) tahun 1961, 1964, 1965.
– London (Inggeris), tahun 1961.
– Genewa, Bern (Switserland) tahun 1961.
– Stockholm (Swedwn) 1956, 1958, 1959.

e. Eropa Timur:

– Moskow (USSR), tahun 1956, 1961, 1965.
– Alma Ata (Kazakstan), tahun 1956.
– Askabad (Tajikstan), tahun 1956.
– Irawan (Armenia) tahun 1956.
– Souci (USSR) tahun 1956, 1961, 1965.
– Bukharest (Rumania) tahun 1956.
– Sofia (Bulgaria) tahun 1959.
– Praha (Cekoslowakia), tahun 1956.

Buku-Buku Yang Ditulis:

Dalam bahasa ‘Arab:

1. Sirajul Munir, (fikih) 2jilid.
2. Bidayatul Balaghah (Bayan).
3. Khulasah Tarikh Islami (Sejarah Islam)
4. Ilmul Insya’, 1 jilid.
5. Sirajul Bayan fi Fihrasati Ayatil Quran, 1 jilid.
6. Ilmun Nafs, 1 jilid.

Dalam bahasa Indonesia, huruf Latin:

1. I’itiqad Ahlus Sunnah wal Jama’ah.**ada pada kami**
2. 40 Masalah Agama, jilid I, II, III, dan IV.**ada pada kami**
3. Sejarah & Keagungan Mazhab Syafi’i.**ada pada kami**
4. Thabaqatus Syafi’iyah (Ulama’ Syafi’i dan kitab-kitabnya dari abad ke abad).
5. Kitab Fikih Ringkas.**ada pada kami**
6. Sorotan atas terjemahan Quran oleh HB. Jassin.
7. Kumpulan Soal-Jawab Keagamaan.**ada pada kami**

Pada hari Selasa 5 Ogos 1980 M (23 Ramadhan 1400 H) beliau pulang ke Rahmatullah setelah menderita sakit selama 10 hari dan dirawat di ICU RSCM Jakarta. Jenazah al-marhum disolatkan di Masjid “Baitur Rahman” Tebet Jakarta Selatan, dan dimaqamkan Tanah Kusir Jakarta Selatan.

Semoga dapat menjadi motivasi diri kita untuk bisa mengikuti jejak beliu.

Sumber: Penerbit: CV. Pustaka Tarbiyah, Jakarta

Tinggalkan komentar

Filed under arsip

Rukun iman dan rukun islam dan ihsan


Rukun iman dan rukun islam
Rukun menurut pengertian syara’ ialah suatu penegak dengan dialah berdiri sesuatu, sedangkan ia di dalamnya.seperti umpama rumah kayu maka tiang kayu itu sebagai penegaknya bangunan dan tempat menempelnya didnding dan di taruhnya atap. Tak akan mungkin dinding ada dan atap ada jika tiada tiang. Jika di dalam ibadah shalat maka takbiratul ihram adalah rukun maka jika tak bertakbiratul ihram maka shalatnya tiada sah.

Percaya kepada Allah adalah salah satu rukun iman ini juga tiada berbeda Cuma lain tempat. Iman letaknya di dalam hati sedangkan islam letaknya di anggota tubuh, iman adalah kepercayaan sedangkan islam itu adalah suatu ibadah yang dilakukan secara zhahir.maka dari itu iman itu terletak dalam hati dan islam itu perlakuan secara zhahir dan di tambah dengan akhlaq (tasauf-ihsan) maka sempurnalah agama islam.
Um at islam percaya wajib mengakui bahwa rukun islam itu ada 5, dan rukun iman itu 6 perkara, perkara , sebagai mana sesuai dengan hadis nabi SAW :

عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال : بينما نحن جلوس عند رسول الله صلى الله عليه وسلم ذات يوم إذ طلع علينا رجل شديد بياض الثياب شديد سواد الشعر , لا يرى عليه أثر السفر , ولا يعرفه منا أحد حتى جلس إلى النبي صلى الله عليه وسلم فأسند ركبته إلى ركبتيه ووضح كفيه على فخذيه , وقال : يا محمد أخبرني عن الإسلام , فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم ” الإسلام أن تشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة وتصوم رمضان وتحج البيت إن استطعت إليه سبيلا ” قال صدقت فعجبا له يسأله ويصدقه , قال : أخبرني عن الإيمان قال ” أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وتؤمن بالقدر خيره وشره ” قال : صدقت , قال : فأخبرني عن الإحسان , قال ” أن تعبد الله كأنك تراه , فإن لم تكن تراه فإنه يراك ” قال , فأخبرني عن الساعة , قال ” ما المسئول بأعلم من السائل ” قال فأخبرني عن اماراتها . قال ” أن تلد الأمة ربتها وأن ترى الحفاة العراة العالة رعاء الشاء يتطاولون في البنيان ” . ثم انطلق فلبث مليا , ثم قال ” يا عمر , أتدري من السائل ؟” , قلت : الله ورسوله أعلم , قال ” فإنه جبريل أتاكم يعلمكم دينكم ” رواه مسلم
Dari Umar bin Al-Khathab radhiallahu ‘anh, dia berkata: ketika kami tengah berada di majelis bersama Rasulullah pada suatu hari, tiba-tiba tampak dihadapan kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan jauh dan tidak seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Lalu ia duduk di hadapan Rasulullah dan menyandarkan lututnya pada lutut Rasulullah dan meletakkan tangannya diatas paha Rasulullah, selanjutnya ia berkata,” Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam ” Rasulullah menjawab,”Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Alloh dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Alloh, engkau mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Romadhon dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya.” Orang itu berkata,”Engkau benar,” kami pun heran, ia bertanya lalu membenarkannya Orang itu berkata lagi,” Beritahukan kepadaku tentang Iman” Rasulullah menjawab,”Engkau beriman kepada Alloh, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk” Orang tadi berkata,” Engkau benar” Orang itu berkata lagi,” Beritahukan kepadaku tentang Ihsan” Rasulullah menjawab,”Engkau beribadah kepada Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu.” Orang itu berkata lagi,”Beritahukan kepadaku tentang kiamat” Rasulullah menjawab,” Orang yang ditanya itu tidak lebih tahu dari yang bertanya.” selanjutnya orang itu berkata lagi,”beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya” Rasulullah menjawab,” Jika hamba perempuan telah melahirkan tuan puterinya, jika engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, tidak berbaju, miskin dan penggembala kambing, berlomba-lomba mendirikan bangunan.” Kemudian pergilah ia, aku tetap tinggal beberapa lama kemudian Rasulullah berkata kepadaku, “Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya itu?” Saya menjawab,” Alloh dan Rosul-Nya lebih mengetahui” Rasulullah berkata,” Ia adalah Jibril, dia datang untuk mengajarkan kepadamu tentang agama kepadamu”

Maka dapatlah kita ambil kesimpulan bahwa rukun islam itu ada 5 perkara :
1. Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Alloh dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya nabi Muhammad itu utusan Alloh.
2. Mmendirikan sholat.
3. Mmengeluarkan zakat.
4. Berpuasa pada bulan Romadhon.
5. Mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya.
Sedangkan rukun iman itu ada 6 perkara :
1. Percaya/beriman kepada Alloh.
2. Percaya kepada para Malaikat-Nya.
3. Percaya kepada Kitab-kitab-Nya.
4. Percaya kepada utusan-utusan Nya( Nabi/rasul ).
5. Percaya kepada hari Kiamat.
6. Percaya kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
Jika kita meneliti lebih jauh lagi hadis di atas banyak terkandung nasehat dan anjuran. Dengan itu akan saya cuplikan dalam kitab Hadits Arba’in An-Nawawi Dengan Syarah Ibnu Daqiqil ‘Ied :

Hadits ini sangat berharga karena mencakup semua fungsi perbuatan lahiriah dan bathiniah, serta menjadi tempat merujuk bagi semua ilmu syari’at dan menjadi sumbernya. Oleh sebab itu hadits ini menjadi induk ilmu sunnah.

Hadits ini menunjukkan adanya contoh berpakaian yang bagus, berperilaku yang baik dan bersih ketika datang kepada ulama, orang terhormat atau penguasa, karena jibril datang untuk mengajarkan agama kepada manusia dalam keadaan seperti itu.
Kalimat “ Ia meletakkan kedua telapak tangannya diatas kedua paha beliau, lalu ia berkata : Wahai Muhammad…..” adalah riwayat yang masyhur. Nasa’i meriwayatkan dengan kalimat, “Dan ia meletakkan kedua tangannya pada kedua lutut Rasulullah….” Dengan demikian yang dimaksud kedua pahanya adalah kedua lututnya.

Dari hadits ini dipahami bahwa islam dan iman adalah dua hal yang berbeda, baik secara bahasa maupun syari’at. Namun terkadang, dalam pengertian syari’at, kata islam dipakai dengan makna iman dan sebaliknya.
Kalimat, “Kami heran, dia bertanya tetapi dia sendiri yang membenarkannya” mereka para shahabat Rasulullah menjadi heran atas kejadian tersebut, karena orang yang datang kepada Rasulullah hanya dikenal oleh beliau dan orang itu belum pernah mereka ketahui bertemu dengan Rasulullah dan mendengarkan sabda beliau. Kemudian ia mengajukan pertanyaan yang ia sendiri sudah tahu jawabannya bahkan membenarkannya, sehingga orang-orang heran dengan kejadian itu.

Kalimat, “Engkau beriman kepada Allah, kepada para malaikat-Nya, dan kepada kitab-kitab-Nya….” Iman kepada Allah yaitu mengakui bahwa Allah itu ada dan mempunyai sifat-sifat Agung serta sempurna, bersih dari sifat kekurangan,. Dia tunggal, benar, memenuhi segala kebutuhan makhluk-Nya, tidak ada yang setara dengan Dia, pencipta segala makhluk, bertindak sesuai kehendak-Nya dan melakukan segala kekuasaan-Nya sesuai keinginan-Nya.
Iman kepada Malaikat, maksudnya mengakui bahwa para malaikat adalah hamba Allah yang mulia, tidak mendahului sebelum ada perintah, dan selalu melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya.
Iman kepada Para Rasul Allah, maksudnya mengakui bahwa mereka jujur dalam menyampaikan segala keterangan yang diterima dari Allah dan mereka diberi mukjizat yang mengukuhkan kebenarannya, menyampaikan semua ajaran yang diterimanya, menjelaskan kepada orang-orang mukalaf apa-apa yang Allah perintahkan kepada mereka. Para Rasul Allah wajib dimuliakan dan tidak boleh dibeda-bedakan.
Iman kepada hari Akhir, maksudnya mengakui adanya kiamat, termasuk hidup setelah mati, berkumpul dipadang Mahsyar, adanya perhitungan dan timbangan amal, menempuh jembatan antara surga dan neraka, serta adanya Surga dan Neraka, dan juga mengakui hal-hal lain yang tersebut dalam Qur’an dan Hadits Rosululloh.
Iman kepada taqdir yaitu mengakui semua yang tersebut diatas, ringkasnya tersebut dalam firman Allah QS. Ash-Shaffaat : 96, “Allah menciptakan kamu dan semua perbuatan kamu” dan dalam QS. Al-Qamar : 49, “Sungguh segala sesuatu telah kami ciptakan dengan ukuran tertentu” dan di ayat-ayat yang lain. Demikian juga dalam Hadits Rasulullah, Dari Ibnu Abbas, “Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan suatu keuntungan kepadamu, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang Allah telah tetapkan pada dirimu. Sekiranya merekapun berkumpul untuk melakukan suatu yang membahayakan dirimu, niscaya tidak akan membahayakan dirimu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Segenap pena diangkat dan lembaran-lembaran telah kering”

Para Ulama mengatakan, Barangsiapa membenarkan segala urusan dengan sungguh-sungguh lagi penuh keyakinan tidak sedikitpun terbersit keraguan, maka dia adalah mukmin sejati.
Kalimat, “Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya….” Pada pokoknya merujuk pada kekhusyu’an dalam beribadah, memperhatikan hak Allah dan menyadari adanya pengawasan Allah kepadanya serta keagungan dan kebesaran Allah selama menjalankan ibadah.

Kalimat, “Beritahukan kepadaku tanda-tandanya ? sabda beliau : Budak perempuan melahirkan anak tuannya” maksudnya kaum muslimin kelak akan menguasai negeri kafir, sehingga banyak tawanan, maka budak-budak banyak melahirkan anak tuannya dan anak ini akan menempati posisi majikan karena kedudukan bapaknya. Hal ini menjadi sebagian tanda-tanda kiamat. Ada juga yang mengatakan bahwa itu menunjukkan kerusakan umat manusia sehingga orang-orang terhormat menjual budak yang menjadi ibu dari anak-anaknya, sehingga berpindah-pindah tangan yang mungkin sekali akan jatuh ke tangan anak kandungnya tanpa disadarinya.

Hadits ini juga menyatakan adanya larangan berlomba-lomba membangun bangunan yang sama sekali tidak dibutuhkan. Sebagaimana sabda Rasulullah,” Anak adam diberi pahala untuk setiap belanja yang dikeluarkannya kecuali belanja untuk mendirikan bangunan”

Kalimat, “Penggembala Domba” secara khusus disebutkan karena merekalah yang merupakan golongan badui yang paling lemah sehingga umumnya tidak mampu mendirikan bangunan, berbeda dengan para pemilik onta yang umumnya orang terhormat.
Kalimat, “Saya tetap tinggal beberapa lama” maksudnya Umar radhiallahu ‘anh tetap tinggal ditempat itu beberapa lama setelah orang yang bertanya pergi, dalam riwayat yang lain yang dimaksud tetap tinggal adalah Rosululloh.

Kalimat, “Ia datang kepada kamu sekalian untuk mengajarkan agamamu” maksudnya mengajarkan pokok-pokok agamamu, demikian kata Syaikh Muhyidin An Nawawi dalam syarah shahih muslim. Isi hadits ini yang terpenting adalah penjelasan islam, iman dan ihsan, serta kewajiban beriman kepada Taqdir Allah Ta’ala.

Sesungguhnya keimanan seseorang dapat bertambah dan berkurang, QS. Al-Fath : 4, “Untuk menambah keimanan mereka pada keimanan yang sudah ada sebelumnya”. Imam Bukhari menyebutkan dalam kitab shahihnya bahwa ibnu Abu Mulaikah berkata, “Aku temukan ada 30 orang shahabat Rasulullah yang khawatir ada sifat kemunafikan dalam dirinya. Tidak ada seorangpun dari mereka yang berani mengatakan bahwa ia memiliki keimanan seperti halnya keimanan Jibril dan Mikail ‘alaihimus salaam”

Kata iman mencakup pengertian kata islam dan semua bentuk ketaatan yang tersebut dalam hadits ini, karena semua hal tersebut merupakan perwujudan dari keyakinan yang ada dalam bathin yang menjadi tempat keimanan. Oleh karena itu kata Mukmin secara mutlak tidak dapat diterapkan pada orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar atau meninggalkan kewajiban agama, sebab suatu istilah harus menunjukkan pengertian yang lengkap dan tidak boleh dikurangi, kecuali dengan maksud tertentu. Juga dibolehkan menggunakan kata Tidak beriman sebagaimana pengertian hadits Rasulullah, “Seseorang tidak berzina ketika dia beriman dan tidak mencuri ketika dia beriman” maksudnya seseorang dikatakan tidak beriman ketika berzina atau ketika dia mencuri.

Kata islam mencakup makna iman dan makna ketaatan, syaikh Abu ‘Umar berkata, “kata iman dan islam terkadang pengertiannya sama terkadang berbeda. Setiap mukmin adalah muslim dan tidak setiap muslim adalah mukmin” ia berkata, “pernyataan seperti ini sesuai dengan kebenaran” Keterangan-keterangan Al-Qur’an dan Assunnah berkenaan dengan iman dan islam sering dipahami keliru oleh orang-orang awam. Apa yang telah kami jelaskan diatas telah sesuai dengan pendirian jumhur ulama ahli hadits dan lain-lain.

Semoga tulisan yang singkat ini ber manfa’at buat ku dan buat seluruh pembaca sekalian semoga Allah SWT memberkati dan memberi hidayah kepada kita semua amiiin ya rabbal ‘alamiin.

Tinggalkan komentar

Filed under arsip

Apakah cukup alqur’an saja tampa mengikuti kelakuan rasul (sunah/hadis)


sSudah banyak kejadian di sekeliling kita bahwa menganjurkan kembali kepada alqur’an tapi mereka tidak menganjurkan juga supaya mengikuti sunnah/hadis untuk menguatkan hukum allah.

Setiap Umat yang mengaku islam dan beriman pasti mengakui adanya Allah SWT dan Baginda Rasulullah SAW ( Nabi Muhammad) sebagai utusan Allah . Dan semua Ummat islam dan mukmin pasti syahadatnya tidak akan berubah yaitu :

أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمد رسول الله

“Aku bersaksi tiada Tuhan selain Alah dan Aku bersaksi Nabi Muhammad itu utusan Allah”

sebagai ummat islam wajib mengakui bahwai para Rasul dan para nabi itu banyak sekali cuma yang termaktup/tertulis di dalam alqur’an hanya 25 para nabi/rasul saja. Coba jikalau kita hanya berpodoman kepada alqur’an saja tampa merujuk kepada hadis nabi, apakah kita tahu siapa-siapa saja nabi dan rasul dalam alqur’an???….. itulah makanya para ulama sepakat bahwa setelah alqur’an pedoman hidup manusia adalah sunnah/hadis nabi. Coba tanya kepada orang yang tiada mau mengakui nabi dari mana dia tau itu bahwa kitab taurat, kitab injil itu juka kitab yang di turunkan kepada utusan Allah,dan juga coba tanyakan Allah itu ada dan Allah itu maha segalanya dan juga para nabi pembawa berita tsb????
apakah mereka tau begitu saja dan Allah beri wahyu kepada mereka atau Allah ilham kan kepada mereka?…
Maka sudah sepantasnyalah , jika seseorang itu mengakui Adanya Allah maka pasti dia itu mencintai Allah, dan apa yang di perintahnya. Maka dari itusudah sepantasnya sebagai ummat islam yang mengaku beriman kepada allah pasti dia juga mencintai Allah dan para utusannya. Allah SWT telah menegaskan dalam Aqur’an tentang seharusnya mengikuti utusannya yaitu nabi muhammad SAW. Ayat2 yang bertalian supaya mengikuti kepada nabi Muhammad SAW.

Sebagai mana firman Allah dalam surat ali imran ayat 31

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
artinya
“Katakanlah: “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

Disini jelas lah bahwa ayat ini menyuruh untuk ta’at kepada apa yang di perintahkan allah dan jangan sekali2 mengingkari apa yang diperintahnya. karna Allah sangat cinta kepada hambanya yang ta’at kepada perintahnya.

Selajutnya coba kita lihat ayat beriku ini.

Firman Allah dalam surat ali imran ayat 144

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ

Artinya :
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”
Jadi ayat ini juga mengatakan bahwa jangan ada keraguan untuk mengikuti muhammad rasullullah baik ucapan tingkah laku, atau apa aja yang di lakukan rasul kecuali apa yang telah di larangnya. Bagaimana kita mengetahui seluruh perbuatan rasullullah???? sudah barang tentu dari para sahabat-sahabt dekatnya, trus kepada generasi penerusnya yang begitu banyak meriwayatkan khabar/berita tentang seluk beluk keadaan baginda rasul yang sekarang di sebut sunnah/hadis.
Jadi bagi orang2 yang tidak mau menerima hadis sama juga dia itu tidak mencintai para rasul, dan barang siapa yang tak mau mengikuti rasul maka pasti dia tidak mencintai rasul, bearti jika tak mencintai rasul sama saja tak ta’at kepada Allah SWT. karna rasul itu berwasiat ikutlah aku dan juga sahabtku…. sperti sabdanya “Sahabat-sahabatku ibarat bintang-bintang. Barangsiapa menelusuri salah satunya dia mendapat petunjuk jalan. (Ad-daarami)”
dan juga rasul dengan tegas menyatakan supaya ikut akan dirinya seperti sabdanya

“Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan sunnah Rasulullah Saw. (HR. Muslim)”

Firman Allah dalam surat annur ayat 54 
قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ
Artinya :

Katakanlah: “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.”
sebelum saya tutp tulisan ini coba kita lihat lagi dalam surat al ahzab ayat 21

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

artinya
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”
disini jelas Allah SWT menyuruh kepada seluruh umat untuk mengikuti para rasulnya.dan jangan pernah ragu untuk melaksanakan apa yang rasul perintahkan, makanya untuk mengetahui segala keadaan sifat rasulullah (nabi muhammad) maka kita perlu adanya sunnah/hadis yang datang dari sahabt trus mengalis dari genarasi kegenerasi sampai kepada kita yang sekarang telah banyak di bukukan.

Semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua dan membukakan pintu hati kepada kita semua untuk sementara sekian dulu saekelumit catetan yang saya tulis insya allah jikalau ada kekurangan supaya di tambah dan di peringati, dan di lain waktu insya allah akan di perbaharui …. dan semoga Allah membalas apa yang baik dan apa yang buruk, hanyak kepada Allah saya berharaf keredhaannya dantaufiqnya.amiiin.

Tinggalkan komentar

Filed under arsip

PUASA


Puasa menurut bahasa ialah shiyam atau disebut juga imsakan artinya menahan.
Menurut syara’ ialah menahan diri dari sesuatu yang membatalkan puasa mulai dari terbit pajar sampai terbenam matahari di mulai dengan niat.
Allah telah menegaskan dalam Alqur’an tentang kefardhuan puasa ini.
dalil yang mewajib puasa didalam alqur’qn ialah berfirman Allah SWT dalam surat albaqarah ayat 183-184 :

(183)يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ(184

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa(183)

(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui (184)

SYARAT-SYARAT WAJIB PUASA

1. Islam, maka orang non islam tidak wajib puasa.
2. Sampai umur(baligh),maka kanak2 tidak diwajib puasa
3. Mumayiz( orang yang dapat membedakan yang baik dan yang buruk) orang gila mabuk pitam pingsan maka tidak wajib puasa.
4. kuasa artinya Sanggup berpuasa, maka orang sakit, orang tua tidak diwajib puasa.
5. Suci dari pada hadas besar bagi khusus bagi wanita ialah haid dan nifas.
6. Harus puasa Pada bulan ramadhan.

RUKUN PUASA

1. Niat, wajib berniat puasa untuk esok hari pada tiap2 malam sekurang2 niat sengaja aku puasa esok hari ramadhan (menurut imam maliki boleh berniat dalam satu malam untuk sekali niat) khusus puasa sunnah boleh berniat di pagi harinya.
2. Menahan kan diri dari segala yang membatalkan puasa mulai dari terbit pajar sampai terbenam matahri.

YANG MEMBATALKAN PUASA :

1. Memasukan sesuatu kedalam rongga yang terbuka dengan sengaja
2. Muntah dengan sengaja
3. Mengeluarkan mani dengan sengaja, atau denga timbul syahwat dengan sengaja (berpeluk cium) dengan tampa lapik bagi yang tidak muhrim.
4. Bersetubuh, atau berjimak ,
5. Datang haid dan nifas
6. Gila, batal puasa walau pun sekejab
7. Mabuk atau pingsan sepanjang hari dari mulai terbit pajar sampai terbenam matahari
8. Beranak atau melahirkan (wiladah)
9. Murtad (keluar dari pada islam)

Sekian sekelumit ilmu yang ane punya semoga ber manfaat.

wallahu ‘alam

Tinggalkan komentar

Filed under arsip

Wanita_wanita yang Haram di Nikahi


Jika kita berbicara tentang nikah maka akan di bahas hukum sah dan tidaknya suatu pernikahan. Dalam hukum nikah akan kita dapati masalah wanita-wanita yang haram di nikahi, di dalam alqur’an di larang menikahi wanita-wanita itu di karenakan status hubungan keluarga (nasab), di karna satu persusuan (radha’a), atau dikarnakan suatu ikatan perkawinan. Jumlah keseluruhannya 14 orang.
Di haramkan menikah wanita-wanita sebab hubungan kekeluargaan (nasab) itu ada 7 golongan :
1. Ibu, mamak ibu dan terus keatas
2. Anak perempuan, cucu dan terus kebawah
3. Saudara perempuan
4. Saudara perempuan ibu(bunda,makcik, bibi,uwak)
5. Saudara perempuan ayah (bunda, makcik,bibi, uwak)
6. Anak perempuan saudara laki-laki(keponakan)
7. Anak perempuan saudara perempuan (keponakan)

Dan wanita-wanita di sebabkan persusuan itu ada 2 yaitu :
1. Ibu yang menyesui
2. anak perempuan dari ibu yang menyusui
Dan wanita yang diharamkan nikah di sebabkan hubungan perkawinan itu ada 4 yaitu :
1. Ibu dari istri (mertua)
2. Anak tiri jika ibunya sudah dijima’ (disetubuhi)
3. Istri ayah
4. Istri anak
Dan haram juga di nikahi dengan sebab perkawinan, saudara perempuan istri jika menggabungkan dalam satu masa pernikahan, baik adik atau kakak dari istri.
Sesuai denga firman Allah S.W.T dalam surat An-nisa’ 23 :

Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara.
Peringatan@=>haram mengawinin wanita-wanita lebih dari pada 4 orang, jika ingin menikah lagi maka haruslah menceraikan salah satu dari pada istri-istri yang 4 orang tersebut.
Semoga tulisan ini bermanfa’at untuk saya pribadi, dan juga untuk kaum musliman dan muslimat semua. Hanya kepada Allah kami mengharap balasan dan kepadanya kami meminta di masukan kedalam syurga firdaus. Amiin ya rabbal ‘alamin.

1 Komentar

Filed under arsip

Cir-ciri orang Murtad menurut Ahlussunnah Waljama’ah


Murtad ialah seorang Mukmin yang menjadi Kafir dengan meyakinin, meragukan, menghalalkan atau mengharamkan salah satu dari pada kesepakatan para Ulama.
Adapun ciri-ciri orang murtad atau sebab-sebab seseorang menjadi murtad, ulama telah membahasnya. inilah point-point seseorang bisa di katakan Murtad. :

1. Syak (ragu) kepada Allah.
2. Syak (ragu) kepada kerasulan nabi Muhammad anak Abdullah ibunya Aminah.
3. Syak (ragu) kepada Alqur’an,meragukan bahawa Alqur’an itu wahyu dari Allah.
4. Syak (ragu) bahwa akan ada hari Qiamat, hari akhir, Syurga dan Neraka dan lain-lain sebagainya.
5. Syak (ragu) bahwa Nabi Muhammad itu Isra’ dan Mikraj dengan ruh dan tubuh.
6. Meng’iktiqatkan bahwa Allah tidak mempunyai sifat, seperti ilmu, Hayat, Baqa, qidam dan lain-lainnya.
7. Meng’iktiqatkan bahwa Allah bertubuh seperti manusia.
8. Menghalalkan perbuatan yang haram yang Ulama telah sepakat tentang keharamannya,seperti, di halalkannya zina, membunuh, dan berhenti puasa.
9. Mengharamkan perbuatan yang Ulama telah sepakat tentang kebolehannya,seperti kawin haram, jual beli haram makan minum, dan sebagainya.
10. Meniadakan atau mengharamkan yang Ulama telah sepakat atas kewajibannya, seperti Shalat, Zakat, Haji, dan lain-lainnya.
11. Mengingkari keSahabatan Nabi yang paling utama, seperti Saidina Abu Bakar, Sidina Umar, dan lain-lainnya.
12. Mengingkari sepotong ayat atau keseluruhannya, atau menambah sepotong ayat atau seluruhnya dari Alqur’an dengan tujuan menjadi ia tambahan Alqur’an.
13. Mengingkari salah satu dari Rasul yang 25 dan Rasul yang telah sepakat para Ulama sekalian.
14. Mendustakan Para Rasulullah
15. Meng’iktiqatkan adanya Nabi setelah Nabi Muhammad anak Abdullah, ber Ibukan Aminah.
16. Mendakwakan dirinya jadi Nabi atau Rasul setelah Nabi Muhammad anak Abdullah, ber Ibukan Aminah.

Semoga kita dapat menjaga akan ‘iktiqat kita supaya kita tidak terjerumus kelembah kemurtatan,hanya ini yang dapat saya tuliskan semoga bermanfa’at untuk saya pribadi dan untuk para pembaca sekalian,semoga allah memberi kita taufiq dan hidayahnya dan di masukinya kita dalam syurga firdaus.amiin yarabbal’alamiin.
tulisan ini yang saya kutib dari seorang tokoh ulama ahlussunnah waljama’ah yaitu K.H. Sirajuddin Abbas. semoga Allah menempatkan beliu di akhirat dengan tempat sebaik-baiknya. amiin.

11 Komentar

Filed under arsip

ETIKA SUAMI ISTRI


Didalam mengarungi rumah tangga maka kita tidak akan terlepas dari seluruh peraturan yang telah di bawa oleh Baginda Nabi Muhammad S.A.W penghulu segala nabi. Didalam etika bermesraan dengan istri atau istri dengan suami semuanya sudah di atur didalam hukum islam baik Merayu istri dan bercanda dengannya di saat santai berduaan. Karna Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam selalu bercanda, tertawa dan merayu istri-istrinya.

Ketika suami mau mendatangi istrinya maka seyogyanya
Meletakkan tangan di kepala istri dan mendo`akannya. Karna Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: Apabila salah seorang kamu menikahi seorang wanita, maka hendaklah ia memegang ubun-ubunnya, dan bacalah bimillah lalu mohon berkahlah kepada Allah, dan hendaknya ia membaca:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَخَيْرِ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيهِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ (رواه أبو داود

“(Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari kebaikannya dan kebaikan sifat yang ada padanya; dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukanya dan keburukan sifat yang ada padanya)” (HR. Abu Daud).

Dan ketika harrat ingin menggauli istri seyogyanya membaca basmalah sebelum melakukan jima, Karna Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: Kalau sekiranya seorang di antara kamu hendak bersenggama dengan istrinya membaca :

ِبسمِ اللهِ اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

“(Dengan menyebut nama Alllah, ya Allah, jauhkanlah setan dari kami dan jauhkan syetan dari apa yang Engkau rizkikan kepada kami), maka sesungguhnya jika keduanya dikaruniai anak dari persenggamaannya itu, niscaya ia tidak akan dibahayakan oleh setan selama-lamanya” (Muttafaq alaih).

Jika sang suami ingin bersenggama lagi, maka dianjurkan berwudhu terlebih dahulu, karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila salah seorang kamu telah bersetubuh dengan istrinya, lalu ingin mengulanginya kembali maka hendaklah ia berwudhu”. (HR. Muslim).

Disunatkan bagi kedua suami istri berwudhu sebelum tidur sesudah melakukan jima, Karna hadits Aisyah menuturkan :”Adalah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam apabila beliau hendak makan atau tidur sedangkan ia junub, maka beliau mencuci kemaluannya dan berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat” (Muttafaq’alaih).

Peringatan!!!peringatan!!!! Dan jangan kamu melakukan…..
Haram bagi suami menyetubuhi istrinya di saat ia sedang lagi haid atau menyetubuhi duburnya. Karna Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: Barangsiapa yang melakukan persetubuhan terhadap wanita haid atau wanita pada duburnya, atau datang kepada dukun (tukang sihir) lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad”. (HR. Al-Arba`ah).

Dan juga diharam bagi suami-istri menyebarkan/menceritakan tentang rahasia hubungan keduanya. Karna Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguh-nya manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari Kiamat adalah orang lelaki yang berhubungan dengan istrinya (jima`), kemudian ia menyebarkan rahasianya”. (HR. Muslim).

Hendaknya masing-masing saling bergaul dengan baik, dan melaksanakan kewajiban masing-masing terhadap yang lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut yang ma`ruf”. (Al-Baqarah: 228).

Hendaknya suami berlaku lembut dan bersikap baik terhadap istrinya dan mengajarkan sesuatu yang dipan-dang perlu tentang masalah agamanya, serta menekankan apa-apa yang diwajib Allah terhadapnya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: “Ingatlah, berpesan baiklah selalu kepada istri, karena sesungguhnya mereka adalah tawanan disisi kalian….” (HR. Turmudzi ).

Hendaknya istri selalu ta’at kepada suaminya sesuai kemampuannya, asal bukan dalam hal kemaksiatan, dan hendaknya tidak mematuhi siapapun dari keluarganya bila tidak disukai oleh suami dan bila bertentangan dengan kehendaknya, dan hendaknya pula istri tidak menolak ajakan suami bila mengajaknya untuk berjima’. Krana Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila suami mengajak istrinya ke tempat tidutrnya lalu ia tidak memenuhi ajakannya, lalu sang suami tidur dalam keadaan marah kepadanya, maka malaikat melaknat wanita tersebut hingga pagi”. (Muttafaq alaih).

Dan diharuskan bagi suami selalu berlaku adil terhadap seluruh istri-istrinya, didalam masalah-masalah yang di hadapi didalam urusan rumah tangga baik di dapur, kasur dan sumur. Karna Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa mempunyai dua istri, lalu ia lebih cenderung kepada salah satunya, niscaya ia datang di hari Kiamat kelak dalam keadaan sebelah badannya miring”. (HR. Abu Daud).

Semoga apa yang saya tulis ini dapat menjadi manfa’at bagi kita semua, hanya kepada Allah kita minta dan memohon supaya kita selalu dalam perlindungannya, dan selalu diberi kenikmatan hidup dalam Islam.amiin ya rabbal’alamin.
wassalam.

Tinggalkan komentar

Filed under arsip

Siapakah yang Layak di Cintai


Siapa sih yang tidak pernah mendenger kata ‘cinta’… Biasanya yang di ucapkan manusia yang lagi di mabuk asmara ialah **AKU CINTA PADAMU**.Pasti semua manusia pernah mendengarkan kata “cinta” didalamnya terkandung makna yang sangat dahsyat dan dan sunguh mendalam maknanya.Pasti semua manusia pernah mendengarkan kata “cinta” didalamnya terkandung makna yang sangat dahsyat dan dalam.Dengan kata cinta banyak orang yang menjadi lupa akan hakikatdirinya, lupa akan kewajibannya dia menjadi uring-uringan tidak bisa tidur dan tidak enak makan karena mendedapat penyakit cinta. Ketika sang kekasih jauh entah dimana, ingin rasanya segera ke tempatnya untuk sekedar bertemu, pas sudah ketemu jantung berdebar turun-naik, lalu keluar berjuta-juta kata mutiara buat si do’i, mengalahi kata-kata untuk kedua orangtua. Jadi beitulah sepintas gambaran orang yang sedang dilanda demam asmara atau di sebut lagi jatuh cinta. Jadi apa kita harus ikut-ikutan seperti itu, merasakan pedih dan perihnya hati ini ketika kita jatuh cinta yang menghampiri kita…
Dari sinilah kita bisa mengoreksi hidup kita,apakah hidup kita hanya dipakai buat mencintai si do’i yang tidak jelas keuntungan bagi kita, yangjela kita akan menapt penyakit cinta, maka kita sebagai seorang muslim selayaknya tidak berlebihan mencintai sesuatu itu selain cinta kepada agama.

Seharusnya cinta yang kita miliki tidak sepenuhnya kita curahkan buat si do’i semata, tetapi kita berikan untuk mencintai seorang hamba dan Rasul utusan ALLAH yang sangat mencinta kita umatnya yang selalu dia ingat sampai akhir hayatnya.

Cinta yang kita berikan kepada si do’i hanya membuat kehinaan di dunia dan penyesalan di akhirat, sedangkan cinta yang kita berikan kepada Rasulullah SAW akan membawa kemuliaan di dunia dan kebahagiaan abadi di akhirat.
Nabi ShallAllohu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Bahwa barangsiapa yang mencintai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka.Dan bahwasanya seseorang itu beserta orang yang dicintainya.” (HRBukhari dan Muslim)
Jadi mana yang kita pilih, si do’i yang tidak karuan kesudahannya atau mencintai Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa sallam, InsyaAlloh. Orang yang sehat dan berakal tentu jelas pilihannya, karena tidak mungkin memilih kesenangan sekejap di dunia dibandingkan kebahagiaan abadi dunia dan akhirat dengan mengikuti manusia pilihan yaitu baginda Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa sallam. Kekasih ALLAH yang maha agung.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Anas bin Malik dikisahkan ada seseorang lelaki yang pernah bertanya kepada Nabi ShallAllohu ‘alaihi wa sallam tentang Hari Kiamat. Lelaki itu bertanya “Bilakah datang Hari Kiamat?”

Beliau balik bertanya “Apa yang telah engkau persiapkan ununtuk menyambutnya?” Lelaki itu menjawab “Tidak ada yang bisa kupersiapkan. Hanya saja aku mencintai Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan RasulNya.” Maka Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa sallam berkomentar, yang artinya: “Engkau akan dikumpulkan bersama orang yang engkau cintai.” Anas berkata “Kami tidak pernah bersenang hati sebagaimana senangnya kami ketika mendengar beliau bersabda “Engkau akan dikumpulkan bersama orang yang engkau cintai.” Sementara saya mencintai Nabi, Abu Bakar dan Umar. Saya berharap semoga saya bisa bersama mereka karena kecintaan saya kepada mereka, meskipun saya tidak mampu mengamalkan apa yang mereka amalkan.”
Semoga apa yang tersirat dhati ini hanya mencintai kekasih allah yang membawa ajaran yang sempurna untuk menuju kehidupan abdi di akhirat kelak.semoga allah memberikan hidayahnya kepada kita hambanya yang dhaif supaya selalu mencintai rasulnya nabi MUHAMMAD SAW, AMIIN.

Wallahu’alam.

Tinggalkan komentar

Filed under arsip